Peserta PIRN Teliti Penyaringan Limbah Rambut Palsu

PURBALINGGA, INFO- Peserta PIRN (Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional) mengunjungi sentra rambut palsu di Desa Karangbanjar Kecamatan Bojongsari, Selasa (10/7). Kedatangan peserta berjumlah sekitar 30 orang tersebut untuk meneliti pengolahan limbah yang dihasilkan dari pembuatan rambut palsu dan meneliti bagaimana seharusnya limbah disaring sehingga air tetap layak dikonsumsi.

Biasanya, di daerah industri yang berskala besar, pengolahan limbah menjadi masalah yang serius untuk diurai. Namun diketahui, pengolahan bahan rambut palsu menggunakan bahan yang biasa ditemui di masyarakat yaitu minyak tanah. Rambut yang didapat dari para penjual barang bekas keliling dimasukkan ke dalam rendaman minyak tanah agar rambut tidak lagi berdebu atau mengandung bahan lain yang merusak estetika. Pengolahan setelah proses itulah yang coba diteliti dan diuji dampaknya oleh para peserta. Nantinya hasil dari temuan dan solusi yang ditawarkan akan dipresentasikan pada Kamis mendatang di depan tim penilai.

Suyatmi, warga Karangbanjar yang telah 19 tahun menggeluti usaha tersebut mengaku senang dengan kedatangan para peserta PIRN XVII di tempatnya. Menurutnya, kegiatan tersebut bisa menjadi bahan rujukan dirinya di kemudian hari dalam mengolah limbah agar tidak berbahaya. Pengusaha yang telah mempunyai 16 karyawan itu telah ikut mengangkat karangbanjar dan Purbalingga lebih dikenal di dunia mengingat Purbalingga adalah penghasil terbesar kedua di dunia untuk rambut palsu.

“Saya mendukung adanya kegiatan ini karena bisa menjadi rujukan saya untuk mengolah limbah,” katanya.

Memang pada hari ini, kelompok IPA yang terlebih dahulu mendatangi lokasi penelitian. Mereka meneliti dari sisi lingkungan dan material. Berbeda dengan kelompok IPS yang baru akan mendatangi lokasi dank an meniliti dari sisi social budaya dari tema-tema yang telah ditentukan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Setiap hari dari kedua kelompok tersebut akan mendatangi tempat yang sama yaitu sentra pembuatan rambut palsu, pembuatan knalpot, pengolahan bathok kelapa, limbah pustaka di desa Muntang dan masih banyak kegiatan lain.

Pembimbing dari LIPI, Anggoro mengatakan pemanfaatan limbah dari rambut palsu akan diteliti secara seksama. Apakah limbah tersebut bisa dimanfaatkan kembali atau hanya dibuang dan bagaimana dampaknya bagi lingkungan.

Hal senada juga disampaikan oleh peneliti muda asal Banjarmasin, Muhammad Rizaldi. Dia yang berasal dari SMS Global Islamic Banjarmasin itu merasa tertantang untuk menawarkan solusi jika di akhir penelitian mencapai kesimpulan bahwa pengolahan limbah harus dicari pemecahan masalahnya. “Saya ingin jadi peneliti. Tak hanya meniliti tapi saya juga ingin member solusi bagi permasalahan yang ada di sekitar,” ujar Rizaldi.

Kepala Desa Karangbanjar, Tatang Saputra menuturkan, kegiatan semacam itu bisa menjadi ajang promosi desa yang dia pimpin agar lebih dikenal lagi. Dia menambahkan, wisatawan akan lebih tersedot ke desanya dengan diblow-upnya Karangbanjar oleh para peneliti muda tersebut. Dia berharap, perputaran uang yang menurutnya telah mencapai angka Rp 15 miliar/bulan dari industri tersebut bisa lebih terdongkrak lagi.

“Kami berterima kasih karena sentra rambut palsu di Karangbanjar menjadi obyek penelitian baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi. Mudah-mudahan karangbanjar akan kedatangan wisatawan lebih banyak lagi dan perekonomian kami lebih terangkat lagi,” tuturnya. (KP-4)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *