Ciptakan Kabupaten Layak Anak (KLA), Purbalingga Bentuk Gugus Tugas

PURBALINGGA-     , Untuk menciptakan Kabupaten Purbalingga sebagai kabupaten layak anak, pemerintah daerah membentuk satua gugus tugas KLA. Satuan gugus tugas ini terdiri dari unsur pemda, DPRD, pengadilan negeri, kejaksaan negeri, kepolisian resort, perguruan tinggi, LSM, masyarakat, orang tua dan anak. Sebagai ketua dipegang oleh Kepala Badan perencanaan pembangunan daerah (Bappeda) dengan sekretaris dari Badan Keluarga…

Read More

Berbeda, Data Capaian Wajar Dikdas 9 Tahun.

PURBALINGGA,         – Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan (Dindik) Purbalingga, Sardjono, mempertanyakan sumber data capaian Wajar Dikdas 9 Tahun yang dirilis Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda). Pasalnya, data tersebut jauh berbeda dengan data Wajar Dikdas dari Kementerian Pendidikan yang menyatakan bahwa Purbalingga telah melaksanakan Wajar Dikdas secara tuntas. “Tahun…

Read More

Pembuatan Jalan Usaha Tani Di Purbalingga Kidul, Didukung Bupati

Bupati Purbalingga menyambut baik rencana Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Maju Makmur Kelurahan Purbalingga Kidul membuat jalan usaha tani. Rencana pembuatan jalan usaha tani melibatkan, serta didukung oleh pemilik tanah dan telah sepakat menyediakn tanah miliknya, dengan tidak meminta ganti rugi. “Pada prinsipnya pemkab menyambut baik, serta akan memfasilitasi permintaan para petani, agar dibuatkan jalan…

Read More

288 MAHASISWA KKN UMP DISERAHKAN KEMBALI

PURBALINGGA – Sebanyak 288 mahasiswa Universitas Muhamadyah Purwokerto (UMP) yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Purbalingga diserahkan kembali ke kampus. Mereka telah menjalankan KKN sejak 17 Juli lalu di tiga kecamatan. Penyerahan mahasiswa KKN ini berlangsung di balai desa Penaruban Kaligondang, Kamis (4/9). Kepala Bappeda Purbalingga Setyadi mengatakan, sebanyak 288 mahasiswa UMP telah menjalankan…

Read More

PERCEPAT PENUNTASAN WAJAR DIKDAS, BAPPEDA SELENGGARAKAN FGD

Program Wajib Belajar yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 1950, menjadi gerakan nasional pada tahun 1984, dan kembali dicanangkan tahun 1994 melalui Program Wajar Dikdas 9 Tahun dalam kenyataannya sampai saat ini masih belum sesuai harapan. Dari data Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) masih ada 4 persen anak usia SD dan 29 persen anak usia SMP di Kabupaten Purbalingga yang tidak sekolah. Hal ini antara lain disebabkan karena meskipun telah banyak upaya Pemerintah melalui berbagai program, baik melalui BOS, BSM, UGB, RKB, dan berbagai program lain, lebih menyasar  pada anak di sekolah dan belum optimal mengintervensi anak di luar sekolah, demikian dikatakan Kepala Bappeda, Ir. Setiyadi, M.Si dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang Penuntasan Program Wajar Dikdas 9 Tahun yang diselenggarakan di Aula Bappeda Kamis (14/8). Menurut Setiyadi, semestinya pemerintah mempunyai sumber dana yang cukup untuk mengatasi hal ini, terlebih sesuai amanat konstitusi kita, pendidikan dasar merupakan hak setiap warga Negara dan pemerintah wajib membiayainya. “Permasalahannya saat ini kita belum mempunyai baseline data valid, lengkap, dan akurat, by name, by address, by case, by picture, sehingga belum dapat dilakukan identifikasi, dipetakan permasalahan dan ditempuh langkah solutif yang tepat. Oleh karena itu, tahun ini kita akan melakukan pendataan seluruh anak yang tidak sekolah pendidikan dasar di seluruh wilayah Kabupaten Purbalingga sampai di tingkat RT”, kata Setiyadi.  FGD menghadirkan narasumber Wakil Rektor I UMP Purwokerto,               Dr. Furqanul Aziez, M.Pd dan diikuti oleh  stakeholderpendidikan  antara lain pejabat structural Dinas Pendidikan, Kantor Kemenag, SKPD terkait, Dewan Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kwarcab Pramuka, MKKS, Paguyuban Camat, Lurah, dan Kades, UPT Pendidikan, Penilik PLS, Tokoh Masyarakat, Praktisi, Ormas dan LSM. Aziez mengatakan, secara kualitatif pendidikan dasar belum menunjukkan potret yang baik karena kurikulum beserta proses KBM belum menghasilkan situasi ‘joy of discovery’ pada siswa. Perangkat pendidikan belum mampu menciptakan hasil-hasil maksimal dari learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be.   Menurut Aziez, pemerataan layanan pendidikan masih belum merata di semua daerah, yang tercermin dari hasil rerata UN yang masih timpang antara satu daerah dengan daerah lain menguatkan bahwa kualitas pendidikan dasar belum baik. “Saat ini APK nasional SMP sederajat 92,52 persen, dan Jawa Tengah sendiri baru 92,57 persen, sedangkan Purbalingga 94.65 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Wajar Dikdas belum Tuntas Paripurna yang diindikasikan dengan capaian APK SMP lebih dari 95 persen”, lanjutnya.   FGD dilaksanakan sebagai bentuk perhatian dan komitmen, serta sebagai salah satu instrumen dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan bidang pendidikan khususnya terkait akses masyarakat terhadap layanan pendidikan. Hasil FGD diharapkan dapat merekomendasikan, merumuskan, dan menghasilkan formulasi strategi kritis–solutif, efektif – efisien, berdaya guna dan berhasil guna, yang digunakan dalam penyusunan formulasi strategi bidang pendidikan dalam upaya Percepatan Penuntasan Program Wajar  Dikdas 9 Tahun dan persiapan menyongsong Wajib Belajar 12 Tahun di Kabupaten Purbalingga.

Read More

Fokus Group Diskusi : Cetuskan Program Purbalingga Pintar

Permasalahan pendidikan di Purbalingga kalau dikupas habis maka masih menyisakan persoalan yang serius yang perlu mandapat perhatian dari Pemerintah Daerah Purbalingga. Data PPLS tahun 2011 terdapat 7-12 tahun ada 1.972 anak tidak sekolah, 13-15 tahun sebanyak 7.116 anak dan 16-17 tahun sebanyak 10.169 anak. Faktor yang menjadi anak tidak sekolah karena berbagai hal seperti ekonomi,…

Read More